This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 13 Januari 2017

Makmum wanita disamping makmum pria, Dapatkah fadhilah jama'ah?

Deskripsi Masalah :
Bila anda sering sholat berjamaah di masjid atau musholla tentu anda tau, dimana biasanya posisi shof jamaah wanita berada di samping kiri dari shof jamaah pria. Hal ini tentu tidak sesuai dengan aturan syariat yang mana dijelaskan bahwa posisi shof jamaah wanita adalah di belakang shof jamaah pria bukan disamping kiri bahkan kanan, seperti yang telah diterangkan dalam kitab-kitab fiqih. 




Pertanyaan :
Apakah menata shof jamaah dengan menata jamaah wanita ditempatkan disamping shof jamaah pria itu telah mendapatkan fadhilah jamaah? 

Jawab :
Menurut sebagian ulama' penataan shof tersebut tetap mendapat fadhilah jamaah namun tidak mendapat fadhilah shof. karena sholat jamaah yang dikerjakan tidak mengikuti aturan penempatan shof berjamaah sebagaimana ditetapkan oleh syariat yaitu menempatkan makmum wanita berada dibelakang makmum laki-laki.

Referensi :
  1. Al minhaj al qowim, hal 176
  2. Hasyiyah i'anathut thalibin juz 2 hal 31
  3. Al majmu' juz 4 hal 301



المنهاج القويم شرح المقدمة الحضرمية للهيتمي (ص: 176)
ولو حضر ابتداء معا أو مرتبا او النسوة وحدهن فإنها تقوم او يقمن خلفه لا عن يمينه ولا عن يساره للإتباع ويقف ندبا فيما اذا تعددت أصناف المأمومين خلفه الرجال صفا ثم بعد الرجال إن كمل صفهم الصبيان صفا ثانيا وإن تميزوا عن البالغين بعلم ونحوه هذا ان لم يسبقوا أي الصبيان إلى الصف الأول فإن سبقوا إليه فهم أحق به من الرجال فلا ينحون عنه لهم لأنهم من الجنس بخلاف الخناثى النساء ثم بعد الصبيان وإن لم يكمل صفهم الخناثى ثم بعدهم وإن لم يكمل صفهم النساء للخبر الصحيح ليليني منكم أولو الأحلام والنهي أي البالغون العاقلون ثم الذين يلونهم ثلاثا ومتى خولف الترتيب المذكور كره وكذا كل مندوب يتعلق بالموقف فإنه يكره مخالفته وتفوت به فضيلة الجماعة

 حاشية إعانة الطالبين (ج 2، ص 31)
قوله: ويقف الخ، أي ويسن اذا تعددت أصناف المأمومين أن يقف خلفه الرجال، ولو أرقاء، ثم بعده - إن كمل صفهم - الصبيان، ثم بعدهم - وإن لم يكمل صفهم - النساء. وذلك للخبر الصحيح: ليليني منكم أولو الاحلام والنهى - أي البالغون العاقلون - ثم الذين يلونهم ثلاثا ومتى خولف الترتيب المذكور كره

حاشية إعانة الطالبين: (ج 2، ص 31)
قوله: تفوت فضبلة الجماعة، أي التي هي سبع وعشرون درجة، أو خمس وعشرون. ولا تغفل عما سبق لك من أن المراد فوات ذلك الجزء الذي حصل فيه ذلك المكروه، لا في كل الصلاة

المجموع شرح المهذب - شجرة العناوين (ج 4301)
فرع - قد ذكرنا أنه يستحب الصف الأول ثم الذي يليه ثم الذي يليه إلى آخرها وهذا الحكم مستمر في صفوف الرجال بكل حال وكذا في صفوف النساء المنفردات بجماعتهن عن جماعة الرجال أما اذا صلت النساء مع الرجال جماعة واحدة وليس بينهما حائل فافضل صفوف النساء آخرها لحديث أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "خير صفوف الرجال أولها وشرها آخرها وخير صفوف النساء آخرها وشرها أولها" رواه مسلم. واعلم أن المراد بالصف الأول الصف الذي يلي الإمام سواء تخلله منبر ومقصورة واعمدة وغيرها أم ل


NB : Ini adalah hasil keputusan LBM PWNU Jawa Tengah, Januari 2017.
Semoga bermanfaat! 

Sabtu, 07 Januari 2017

Bolehkah niat seperti yang diniatkan oleh Imam

Dalam sebuah rombongan musafir, mereka melakukan sholat dhuhur dan ashar dengan cara dijamak (mengumpulkan dua waktu sholat menjadi satu waktu) dan qoshor (meringkas sholat 4 rokaat menjadi 2 rokaat).




Pertanyaan :
Bolehkah bagi makmum cukup niat seperti apa yang diniatkan oleh imam? 

Jawab :
Tidak cukup niat seperti apa yang diniatkan oleh imam, akan tetapi harus niat jamak dan qoshor pada saat takbiratul ihram.

Dalil/Ta`bir :
I'anatut Thalibin juz 1, hal 71 :

(قوله نية قصر) اي كأن يقول نويت أصلي الظهر مقصورة، ومثل ذلك ما لو نوى الظهر مثلا ركعتين وان لم ينو ترخصا وما لو نوى أؤدي صلاة السفر. فلو لم ينو ماذكر بأن نوى الإتمام او اطلق أتم لأنه المنوي في الأولى والأصل في الثانية.



 

Syair Gus Mus - Aku Harus Bagaimana

Syair Gus Mus yang berjudul "Aku Harus Bagaimana" ini memang sangat fenomenal. Walaupun sudah sangat lama sekali tetapi masih sering terdengar sampai sekarang. Syair ini di tulis ketika umur saya baru beberapa bulan yaitu di tahun 1987, berarti sudah kurang lebih 30 tahun dari sekarang ditahun 2017 ini. 

Tak ingin kehilangan lirik syair yang fenomenal ini, saya pun meng-arsipkan lirik syair di dalam blog yang saya banggakan ini, hehehe. agar suatu saat tidak mencari-cari kesana kemari untuk mendapatkannya kembali (ngirit paketan internet maksudnya, hihihi). Dan berikut inilah Syair Gus Mus yang berjudul "Aku Harus Bagaimana" siapkan lembarannya ya...sambil nyeruput kopi dulu gan!!! 



“Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana”

Kau ini bagaimana
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau serimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana
1987

 
Semoga bermanfaat

Rabu, 04 Januari 2017

Syair Gus Mus - Selamat Tahun Baru

Nama Gus Mus sudah sering terdengar di telinga para penggemarnya, yaitu mereka yang mengagumi akan indahnya syair-syair yang ia bacakan. Tak terkecuali saya yang juga sangat terpesona dengan keindahan sajak-sajaknya (walaupun saya bukan seorang penyair, hehehe). Mendengarkan syair-syairnya membuat hati menjadi tenang penuh dengan kedamaian, begitu kata seseorang yang tidak bisa saya sebutkan (wah siapa ya kira2, kok pakai rahasia-rahasiaan segala). 

Nah, daripada ngomong ngalor ngidul gak jelas ini nih saya kasih sajak/syair Gus Mus tentang tahun baru (kebetulan stair ini saya tulis pas tahun baru 2017). Syair ini sebenarnya sudah lama, tapi saya yakin pasti masih banyak yang belum tau, iya kan? Ngaku aja deh loh…. Upss maaf kebawa esmosi dikit. Oke langsung aja di simak baik-baik syair Gus Mus tentang tahun baru berikut ini : 

KH. Musthofa Bisri




Selamat tahun baru kawan
Kawan, sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk
Memandang diri sendiri
Bercermin firman tuhan
Sebelum kita dihisabNya

Kawan, siapakah kita ini sebenarnya?
Musliminkah
Mukminin
Muttaqin
Khalifah Allah
Umat Muhammadkah kita?
Khaira ummatinkah kita?
Atau kita sama saja dengan makhluk lain
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak-budak perut dan kelamin

Iman kita kepada Allah dan yang ghaib
Rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan
Lebih pipih dari kain rok perempuan
Betapapun tersiksa
Kita khusyuk di depan massa
Dan tiba-tiba buas dan binal
Justru saat disaat sendiri bersamaNya

Syahadat kita rasanya seperti perut bedug
Atau pernyataan setia pegawai rendahan saja
Kosong tak berdaya

Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu
Lebih cepat daripada menghirup kopi panas
Dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda
Doa kita sesudahnya justru lebih serius
Kita memohon hidup enak di dunia
Dan bahagia di surga

Puasa kita rasanya sekedar mengubah jadwal
Makan minum dan saat stirahat
Tanpa menggeser acara buat syahwat
Ketika datang lapar atau haus
Kita pun manggut-manggut

Oh beginikah rasanya…
Dan kita sudah merasa
Memikirkan saudara-saudara kita yang melarat

Zakat kita jauh lebih dari berat terasa
Dibanding tukang becak melepas penghasilannya
Untuk kupon undian yang sia-sia
Kalaupun terkeluarkan harapanpun tanpa ukuran
Hubaya-hubaya Tuhan menggantinya berlipat ganda

Haji kita tak ubahnya temasya menghibur diri
Mencari pengalaman spiritual dan material
Membuang uang kecil dan dosa besar
Lalu pulang membawa label suci
Asli made in Saudi : Haji…

Kawan, lalu bagaimana bilamana dan berapa lama kita bersamanya?
Atau kita justru sibuk menjalankan tugas
Mengatur bumi seisinya
Mensiasati dunia sebagai khalifahNya

Kawan, tak terasa kita memang semakin pintar
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah
Mempercepat proses kematangan kita
Paling tidak kita semakin pintar berdalih

Kita perkosa alam dan lingkungan
Demi ilmu pengetahuan
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran
Melacur dan menipu demi keselamatan
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan

Memukul dan mencaci demi pendidikan
Berbuat semaunya demi kemerdekaan
Tidak berbuat apa-apa demi ketentraman
Membiarkan kemunkaran demi kedamaian

Pendek kata demi semua yang baik
Halallah semua sampai pun yang paling tidak baik

Lalu bagaimana para cendekiawan dan seniman?
Para muballigh dan kyai
Penyambung lidah Nabi
Jangan ganggu mereka

Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya
Para seniman sedang merenungkan apa saja
Para muballigh sedang sibuk berteriak kemana-mana
Para kyai sedang sibuk berfatwa dan berdoa
Para pemimpin sedang mengatur semuanya

Biarkan mereka di atas sana
Menikmati dan meratapi nasib
dan persoalan mereka sendiri

Kawan, selamat tahun baru
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk
Memandang diri sendiri





Download Syair Gus Mus - Selamat Tahun Baru (mp3)
Sampai jumpa di postingan berikutnya. Semoga bermanfaat


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.